Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mendag Amerika Sebut Trump Siap Naikkan Tarif Impor Cina

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan saat makan malam di Mar-a-Lago, April 6, 2017, in Palm Beach, Florida.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan saat makan malam di Mar-a-Lago, April 6, 2017, in Palm Beach, Florida.
Iklan

TEMPO.COWashington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bersiap untuk menaikkan tarif impor barang dari Cina senilai US$300 miliar atau sekitar Rp4.300 triliun.

Baca juga: Pejabat Uni Eropa Berharap Trump dan Xi Jinping Bertemu

 

Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, mengatakan ini akan terjadi jika AS dan Cina tidak mencapai kesepakatan soal transaksi perdagangan kedua negara.

“Kami pada akhirnya akan membuat kesepakatan. Tapi jika itu tidak terjadi, Presiden cukup senang melanjutkan kenaikan tarif yang telah kami umumkan. Juga mengenakan kenaikan tarif baru yang sempat dia hentikan sementara,” kata Ros seperti dilansir CNBC di sela-sela pameran dirgantara Paris Airshow pada Senin, 17 Juni 2019.

Baca juga: Trump dan Xi Jinping Bakal Bahas Perang Dagang di Jepang

 

Pernyataan Ross ini senada dengan pernyataan serupa yang dilontarkan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, pada pekan lalu. Ini menunjukkan pemerintah AS memiliki satu sikap jika perundingan dagang dengan Cina gagal mencapai kesepakatan.

Seperti dilansir Reuters, Presiden AS, Donald Trump, menuding pemerintah Cina mencoba membatalkan sejumlah poin kesepakatan yang telah tercapai dalam perundingan dagang kedua negara.

Trump lalu mengumumkan kenaikan tarif dari 10 persen menjadi 25 persen pada 10 Mei 2019 untuk nilai impor dari Cina sekitar US$200 billion atau sekitar Rp2.900 triliun.

Baca juga: Eknomi Eropa Terancam Loyo Akibat Trump Kobarkan Perang

 

Beijing membalas kebijakan ini dengan mengenakan kenaikan tarif untuk impor dari AS senilai US$60 miliar atau sekitar Rp860 triliun.

Pemerintah Cina menuding lewat dokumen resmi atau white paper bahwa masalah perdagangan dunia dipicu oleh AS. Beijing juga menyebut Washington bersikap kurang bisa diandalkan selama proses perundingan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ditanya soal kemungkinan Trump dan Presiden Cina, Xi Jinping, mencapai kesepakatan disela-sela pertemuan G-20 di Osaka, Jepang, pada 28 – 29 Juni 2019, Ross mengaku kurang optimistis.

Menurut dia, pertemuan G-20 bukanlah tempat yang tepat untuk menegosiasikan dokumen kesepakatan setebal 2.500 halaman.

Baca juga: Trump Mau Kenakan Tarif Impor Mobil, Uni Eropa Bakal Lakukan Ini

 

“Ada kemungkinan tercapainya kesepakatan untuk maju ke depan tapi saya kira hanya sejauh itu yang bisa diharapkan,” kata dia.

Ross juga menyebut Washington siap mengenakan kenaikan tarif untuk impor otomotif. Ini dilakukan untuk menekan perusahaan otomotif asing membangun fasilitas manufaktur di AS.

“Pasar AS adalah pasar otomotif paling sehat di dunia saat ini. Pasar otomotif Cina sedang rontok, dan pasar Eropa juga tersandung,” kata Ross.

Menurut dia, penjualan mobil berukuran besar relatif laku di AS. Penjualan mobil jenis ini memiliki marjin keuntungan yang paling besar. “Kami akan mempercepat investasi modal oleh manufaktur mobil asing di AS dengan menggunakan tarif,” kata dia.

Secara terpisah, seperti dilansir Channel News Asia, pejabat Uni Eropa berharap Trump dan Jinping bisa bertemu di sela-sela pertemuan G-20 nanti. Pertemuan keduanya dan kesepakatan umum mengenai pentingnya kerja sama ekonomi bisa berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dunia.  

“Jika mereka (Trump dan Xi) bertemu, saya pikir seluruh dunia akan berpikir ini adalah ide yang bagus,” kata Cecilia Malmstrom, komisioner Perdagangan Eropa, seperti dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 15 Juni 2019.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 jam lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

5 jam lalu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters. REUTERS
Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".


Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

17 jam lalu

Donald Trump. REUTERS
Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

22 jam lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.


Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.


Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan tol runtuh pada Rabu dini hari di Guangdong, Cina. Wang Ruiping/Xinhua
Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang


Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Chen Qing Chen. Doc. BWF.
Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.


Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Sebuah kapal berbendera Filipina (tengah) dihadang oleh kapal Penjaga Pantai Cina (kanan)dalam insiden yang mengakibatkan tabrakan antara kedua kapal, di perairan sengketa Laut Cina Selatan dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video selebaran yang dirilis pada 22 Oktober 2023. Penjaga Pantai Cina/Handout melalui REUTERS
Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air